Abdul Halim (ejaan lama: Abdoel Halim) (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 27 Desember 1911 – meninggal di Jakarta, 4 Juli 1987pada umur 75 tahun) adalah Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Halim (1949) yang memerintah ketika Republik Indonesia menjadi bagian Republik Indonesia Serikat.
Daftar isi
[sembunyikan]- 1Latar belakang dan pendidikan
- 2Masa perjuangan 1945-1949
- 3Masa RI dan setelah RIS 1950
- 4ReferensiLatar belakang dan pendidikan[sunting | sunting sumber]
Abdul Halim lahir dari pasangan Achmad Sutan Iyus dan Darama asal Banuhampu, Agam, Sumatera Barat. Pada usia 7 tahun, Abdullah, sepupu ibunya yang pada waktu itu menjadi salah satu pemimpin Bataafsche Petroleum Maatscappij (BPM - sekarang dikenal sebagai Pertamina) membawanya ke Jakarta. Disini ia menerima pendidikan sejak di HIS, MULO, AMS B, hingga lulus dari GHS (Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Masa perjuangan 1945-1949[sunting | sunting sumber]
Sejak Proklamasi 1945 ia duduk sebagai Wakil Ketua BP-KNIP bersama Assaat yang menjabat Ketua BP-KNIP. Badan Pekerja (BP) yang beranggotakan 28 orang, adalah badan pelaksana yang melakukan pekerjaan sehari-hari dari Komite Nasional Indonesia Pusatyang beranggotakan 137 orang.
Pada tahun 1948, Halim ikut membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat. Pada masa revolusi fisik (1945-1949) ia tidak pernah melakukan praktik dokter. Selain sebagai politisi, Halim juga mempunyai hobi memelihara mobil kesayangannya. Sehingga oleh kawan-kawannya, ia dijuluki sebagai "dokter mobil" alias "montir mobil".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar